LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH IV

Sinergi Mahasiswa dan Warga, Wujudkan Gerakan Sampah Tuntas di Cimahi

Program Gradasi Episode Sampah Tuntas hadir di Kelurahan Utama, Cimahi Selatan dengan melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN), kader lingkungan, serta masyarakat. Melalui sinergi ini, diharapkan kesadaran warga untuk memilah sampah sejak dari rumah dapat semakin tumbuh dan mengakar.

Ketua Tim Kerja Penelitian, Pengabdian, Pembelajaran, dan Kemahasiswaan (PPPK) LLDIKTI Wilayah IV, Yeni Rospiani, menegaskan pentingnya pemilahan sampah sejak awal di mulai dari setiap rumah.

“Kalau sampah sudah dipilah dari rumah, maka tidak perlu lagi dilakukan pemilahan sebelum masuk ke tempat pengolahan. Target ini harus dicapai oleh para mahasiswa KKN,” tegas Yeni.

Yeni menambahkan, mahasiswa KKN bisa berkolaborasi dengan pengurus RW dan kader lingkungan untuk mempercepat proses sosialisasi. Ia mencontohkan praktik di wilayah Baros, di mana para kader ikut aktif membantu mengedukasi masyarakat.

 “Cara mendorong masyarakat agar mau memilah bisa dengan menyediakan polibag sebagai bentuk apresiasi. Dari 400 kepala keluarga, jika bersedia memilah akan diberikan wadah tambahan dari hasil penjualan sampah. Namun kuncinya tetap edukasi intensif, sebab kesadaran masyarakat masih minim. Bahkan, sampah sering tercampur di TPS meski sudah diangkut terpisah,” jelasnya.

Program KKN ini melibatkan 23 mahasiswa di RW 16. Ia menekankan , isu lingkungan tidak boleh dianggap remeh.

“Saat ini banyak penelitian yang diberikan dana hibah oleh pemerintah dengan fokus isu lingkungan dan pangan. Jadi program KKN seperti ini sangat relevan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua RW 16, Elis Nurhayati, menyoroti tantangan terbesar yaitu perubahan perilaku masyarakat. “Masyarakat sebenarnya tahu pentingnya memilah sampah, tetapi mengubah karakter itu sulit. Karena itu, perlu dibentuk Bank Sampah Unit (BSU) di tiap wilayah. Mahasiswa juga bisa membantu pengangkutan sampah,” katanya.

Sementara itu, Ketua RW 6 Bunga mengatakan, terdapat lima RT di wilayahnya yang sudah mandiri dalam pengelolaan sampah. sementara empat RT lainnya masih dikelola oleh RW. Namun, pengolahan belum berjalan optimal. 

“Setiap bulan di RW kami ini menghasilkan rata-rata 220 kilogram sampah anorganik.

Pemkot Cimahi sebenarnya telah mewajibkan pemilahan sampah di setiap wilayah. Akan tetapi, implementasinya di lapangan masih belum merata. Sebagai contoh, di RW 03, sampah sudah dipilah langsung dari rumah masing-masing warga,” ujar Bunga

Program Gradasi Episode Sampah Tuntas di Kelurahan Utama menjadi salah satu upaya konkret untuk mendorong perubahan, sekaligus menegaskan persoalan sampah adalah tanggung jawab bersama.

Share:

More Posts