LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH IV

Vokasi Kuat, Menguatkan Indonesia: LLDIKTI IV Dorong Kurikulum Adaptif Ciptakan SDM Unggul

Bekasi, 11 Agustus 2025. Sebagai upaya mendukung implementasi kurikulum Kampus Berdampak serta mendorong penguatan mutu pendidikan pada Perguruan Tinggi Vokasi   LLDIKTI Wilayah IV menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum Kampus Berdampak pada Hari Senin s.d Selasa tanggal 11 – 12 Agustus 2025 di Aula Politeknik ATMI Cikarang. Kegiatan ini diikuti oleh 35 Perguruan Tinggi vokasi di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Lukman hadir dan membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, Lukman menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi vokasi didirikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan siap kerja, melalui Perguruan Tinggi vokasi diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan di Negara ini “Kita perlu sadar, industri di Indonesia masih banyak dimiliki pihak asing, dan kita sering hanya menjadi pekerja di negeri sendiri,” ungkapnya.

Perguruan Tinggi vokasi merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang masih diberikan izin pendirian sebagai perguruan tinggi baru sampai dengan saat ini, hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Lukman “Perguruan Tinggi vokasi masih diberikan izin untuk proses pendiriannya, karena vokasi merupakan Perguruan Tinggi yang didirikan berdasarkan kebutuhan dilapangan kerja” ujarnya. 

Selaras dengan apa yang disampaikan Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Agus Triyono selaku Direktur Politeknik ATMI Cikarang juga menyampaikan dalam sambutannya bahwa Tantangan bagi kami adalah mengubah stigma bahwa lulusan vokasi hanya menjadi teknisi. Di negara maju, teknologi yang memajukan peradaban justru lahir dari perguruan tinggi vokasi. Agus Triyono juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada LLDIKTI Wilayah IV karena telah menunjuk Politeknik ATMI Cikarang sebagai tuan rumah.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber praktisi yang kompeten di bidang penyusunan kurikulum Perguruan Tinggi Vokasi, Desutama Rachmat Bugi Prayogo yang merupakan dosen sekaligus tim pakar kurikulum Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Pada kegiatan ini Desutama menyampaikan materi terkait dengan analisis dan penyusunan rancangan rumusan capaian pembelajaran lulusan bagi Perguruan Tinggi vokasi. Dilanjutkan dengan memberikan pendampingan terkait konstruksi dan Pra Uji- Perangkat Kurikulum serta Implementasi dan operasionalisasi Kurikulum bagi Perguruan Tinggi Vokasi.

Tak hanya diberikan pembekalan secara teoritis, di hari kedua peserta workshop juga dibekali dengan observasi lapangan proses produksi/praktik Industri di lingkungan Politeknik ATMI Cikarang yang dipandu langsung oleh tim praktisi Politeknik ATMI Cikarang yang dilanjutkan dengan sesi Sharing Best Practices Integrasi Workshop dengan Kurikulum.

Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang melahirkan generasi bangsa diharapkan juga dapat menerapkan pengelolaan pembelajaran dan administrasi yang menjadi contoh bagi mahasiswanya “Ironi yang terjadi yang sempat saya temukan di lapangan adalah adanya Perguruan Tinggi yang memiliki Program Studi teknologi informatika tetapi Perguruan Tinggi tersebut dalam pengelolaan administrasinya masih dilakukan secara manual” ucap Lukman.

Beberapa pesan penting yang disampaikan oleh Lukman bagi Perguruan Tinggi vokasi diantaranya; outcome diwujudkan melalui kualitas lulusannya,  output yang dapat diukur dari dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, rekognisi atau pengakuan Perguruan Tinggi di mata masyarakat serta perkuat sinergi kerjasama dengan industri agar lulusan relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri yang dapat dicerminkan pada kurikulum Perguruan Tinggi vokasi. Dalam menyusun kurikulum perguruan tinggi vokasi harus diperhatikan prinsip yang adaptif dan inovatif menyiapkan sumber daya manusia yang mahir mengelola dan menciptakan teknologi terbarukan agar tidak terkikis oleh teknologi itu sendiri. 

Kegiatan ini diharapkan dapat menjaga relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja, kurikulum harus disusun berdasarkan pendekatan yang adaptif, inovatif, dan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Share:

More Posts